Simak Potensi 5 SBN Ritel Yang Akan Terbit di 2022

By | July 2, 2022

Operatorkita.com – Saat ini semakin banyak alternatif investasi di Indonesia, terutama dengan adanya Surat Berharga Negara (SBN). Berikut adalah lima jenis SBN baru yang akan dirilis oleh pemerintah ke berbagai platform Mitra bank.

Menariknya, Semua SBN ini dapat diakses melalui platform bank mitra dengan persyaratan tertentu.

Baca Juga :

1. Obligasi Negara Ritel (Ori)

ORI merupakan investasi SBN dengan jenis kupon fixed rate (dibayar bulanan) dan dapat diperdagangkan antar investor domestik. Nilai investasi maksimum adalah Rp2 miliar tanpa batas minimum.

ORI dikeluarkan tanpa skrip, tetapi kupon dan tetap dijamin oleh negara. Semua dokumentasi kepemilikan akan dicatat pada database platform bank mitra.

2. Obligasi tabungan ritel (SBR)

SBR menawarkan jenis kupon Floating rate dengan tenor 2 tahun dan minimum order mulai dari Rp1 juta.

Secara khusus, SBR memiliki fitur Early Redemption yang memungkinkan investor untuk mencairkan dana sebelum tenor selesai (dalam kondisi tertentu).

3. Sukuk Ritel

Sukuk ritel adalah bentuk investasi syariah yang mengikuti standar MUI. Bentuk investasi ini menggunakan struktur kontrak Ijarah.

Dimana dana dari investor akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak atas keuntungan milik negara untuk disewakan kepada pemerintah. Dari sana, investor akan mendapatkan pengembalian.

Investasi sukuk ritel dimulai dari Rp1 Juta dengan tenor selama 3 tahun, sedangkan pengembaliannya dibayarkan setiap bulan dengan tarif tetap. Kepemilikan surat dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

4. Tabungan Sukuk

Mirip dengan sukuk ritel, sukuk tabungan merupakan bentuk investasi syariah yang telah dilegalkan sesuai standar MUI.

Perbedaannya adalah jenis kupon berupa Floating Rate dengan nilai minimum, tenor lebih pendek (2 tahun), fitur Early Redemption, namun tidak dapat diperdagangkan kepemilikannya.

Jumlah dana dari sukuk tabungan akan digunakan oleh pemerintah untuk dua proyek mega hijau, yaitu transportasi berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

5. Wakaf Tunai Terkait Sukuk Ritel (Wakaf Investasi)

Ingin berinvestasi serta amal? Sukuk wakaf bisa menjadi solusi yang menarik. Produk terbaru dari Badan Wakaf Indonesia yang bekerja sama dengan banyak pihak menghadirkan skema investasi yang keuntungannya langsung disalurkan kepada penerima Wakaf.

Investasi wakaf pertama kali diterbitkan pada tahun 2020, dan berlanjut hingga artikel ini ditulis (pada tahun 2022).Investasi minimum di SWR adalah 1 juta rupiah dengan imbal hasil 5,5 persen.

Tetapi sekali lagi, perlu diingat bahwa investor (wakif) hanya akan mendapatkan dana dasar. Keuntungan akan diserahkan kepada nazhir untuk membiayai program dan kegiatan sosial non-APBN.

Pertimbangan sebelum berinvestasi SBN

Jangan terburu-buru untuk berinvestasi SBN. Pertimbangkan faktor-faktor berikut terlebih dahulu agar nilai investasi dapat terbayar seperti yang diharapkan.

Tenor (Lama Investasi)

Hampir semua bentuk investasi SBN harus menyertakan tenor yang harus dipatuhi investor. Sayangnya, selama tenor, Anda tidak dapat menarik sejumlah SBN untuk pencairan.

Nah, jika Anda serius ingin mendapatkan passive income dari SBN, maka Anda harus benar-benar menyiapkan sejumlah uang tertentu yang jika siap ditabung hingga tenor. Meskipun ada beberapa yang datang dengan fitur penebusan awal, manfaat hasil tidak optimal.

Hasil Yang Diproyeksikan

Kupon adalah istilah untuk hasil pada SBN. Umumnya ada dua jenis kupon, yaitu suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Tingkat bunga tetap berarti bahwa persentase hasil tetap sepanjang tenor. Sedangkan untuk Floating, nilai persentase ROI akan terus berubah selama tenor.

Kedua jenis kupon memiliki plus minus. Bagi anda Investor yang sedang mencari safe point, pilihlah SBN dengan tenor pendek (1 tahun) dan jenis kupon fixed rate. Sebaliknya, jika Anda memiliki selera risiko yang lebih tinggi untuk mengejar ROI potensial tertinggi, pilih tenor yang agak panjang dan jenis kupon mengambang.

Ingat, inflasi adalah salah satu faktor penentu juga. Suku bunga mengambang jangka panjang diproyeksikan lebih mampu mengimbangi tingkat inflasi yang lebih baik daripada suku bunga tetap.

Risiko

Meskipun secara umum, investasi SBN ritel memberikan pengembalian yang relatif lebih tinggi daripada deposito bank, risikonya juga relatif lebih tinggi.

Ini karena kepemilikan SBN dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi, nilainya juga harus mengikuti dinamika penawaran dan permintaan.

Jika sentimen investor terhadap proyek pembangunan Negara positif, maka nilainya akan naik relatif. Sebaliknya, jika sentimen investor negatif, nilainya akan menurun.

Secara umum, untuk menjaga stabilitas nilai SBN itu sendiri, nilai kupon (dalam tipe Floating Rate) akan disesuaikan.