Apa Saja Pengaruh Harga Komoditas pada Dolar Australia?
Apa Saja Pengaruh Harga Komoditas pada Dolar Australia?

Apa Saja Pengaruh Harga Komoditas pada Dolar Australia?

Posted on

Operatorkita.comApa Saja Pengaruh Harga Komoditas pada Dolar Australia? Meskipun menjadi salah satu mata uang yang paling banyak diperdagangkan, pergerakan dolar Australia sangat dipengaruhi oleh harga komoditas.

Dalam konteks perdagangan, hubungan dolar Australia dengan harga komoditas dapat digunakan untuk menentukan pergerakan harga.

Pengaruh harga komoditas terhadap AUD / USD

Jika melihat sejarah pasar forex, dolar Australia atau “Aussie” menempati posisi kelima sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan. Jumlah peserta pada tahun 2013 saja mencapai 8,6 persen dari seluruh perdagangan.

Dolar Australia (AUD) bersama dengan CAD dan NZD termasuk dalam Comdoll atau commodity dollar, yang merupakan sebutan untuk mata uang negara-negara yang pendapatan utamanya berasal dari ekspor komoditas.

Sebagai pengekspor komoditas terbesar, baik dari sisi pertambangan maupun pertanian, nilai tukar AUD, CAD, dan NZD erat kaitannya dengan dolar Amerika (USD) karena kuotasi harga komoditas dalam perdagangan internasional umumnya menggunakan Dolar Amerika.

Pada dasarnya, harga AUD / USD mencerminkan kekuatan fundamental dolar Australia terhadap Dolar AS. Oleh karena itu, ada hubungan erat dengan harga komoditas yang menjadi sumber pendapatan utama negara Kanguru.

Australia adalah salah satu pengekspor bahan tambang terbesar di dunia. Pertumbuhannya yang pesat hingga berhasil menjadi raksasa ekonomi dunia didorong oleh ekspor komoditas yang tinggi.

Komoditas utama yang diekspor Australia antara lain bijih besi dan konsentrat, batu bara, gas, minyak, dan emas. Dua di antaranya, yaitu bijih besi dan emas, memiliki korelasi positif terhadap pergerakan harga AUD / USD.

Analisis intermarket harga komoditas dan AUD / USD

Singkatnya, analisis antar pasar adalah pendekatan untuk memahami interaksi antara saham, obligasi, komoditas, dan valas untuk melihat tren jangka menengah hingga jangka panjang.

Dalam jangka pendek, korelasinya mungkin tidak begitu jelas, tetapi setelah terjadi berkali-kali, dampaknya akan terlihat jelas.

Penurunan harga emas, dalam satu atau dua hari misalnya, mungkin tidak terlalu membebani dolar Australia. Namun, jika tren bearish berlanjut dalam beberapa bulan, maka nilai ekspor emas Australia akan terpengaruh secara negatif.

Begitu juga saat harga bijih besi naik, kemungkinan AUD / USD tidak akan bereaksi sama sekali. Namun, jika reli bullish berlanjut, AUD / USD diproyeksikan akan naik.

Alasan lain mengapa harga komoditas dapat berkorelasi positif dengan Aussie adalah karena harga komoditas biasanya berlawanan dengan Dolar AS.

Jadi, pergerakan harga komoditas berlawanan dengan dolar AS, namun searah dengan dolar Australia dan Comdoll lainnya. Misalnya, harga komoditas emas dengan dolar AS kurang bagus karena investor cenderung menukarkan dolar menjadi emas yang dianggap lebih aman saat ekonomi sedang krisis.

Contoh AUD / USD dan analisis perdagangan harga komoditas

Sebagai pasangan yang sering diperdagangkan, analisis AUD / USD tidak lepas dari pengaruh harga komoditas, seperti harga bijih besi, emas, dan komoditas utama lainnya.

Selain itu, Australia juga memiliki hubungan yang erat dengan China karena Australia merupakan pengekspor utama negara Tirai Bambu.

Mata uang Comdoll seperti dolar Australia, dolar Kanada, dan dolar Selandia Baru cenderung lebih stabil karena didukung oleh komoditas.

Pada tahun 2022, kemungkinan ini diproyeksikan akan bertahan hingga akhir tahun, meskipun fluktuasi nilai tukar mungkin masih terjadi.

Namun, dolar Australia dan Comdoll lainnya cenderung lebih stabil dibandingkan dengan mata uang yang sensitif terhadap risiko.

Jadi, kemungkinan AUD / USD pada tahun 2022 masih akan melemah menjadi 0,6500 dolar AS, sedangkan AUD / IDR diperkirakan akan tetap stabil di level 1.0000 atau Rp10.318 per AUD.

Sementara itu, pemulihan ekonomi China dapat berdampak positif terhadap perekonomian global, namun juga dapat menyebabkan inflasi melalui pengaruhnya terhadap harga komoditas.

Situasi ini dapat menantang upaya bank sentral untuk melawan inflasi dan mengakibatkan kemungkinan kenaikan suku bunga atau potensi penurunan yang lebih kecil dari perkiraan pasar pada tahun 2023-2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *