Berikut 3 Contoh Trader Red Flag yang Harus Dihindari
Berikut 3 Contoh Trader Red Flag yang Harus Dihindari

Berikut 3 Contoh Trader Red Flag yang Harus Dihindari

Posted on

Operatorkita.comBerikut 3 Contoh Trader Red Flag yang Harus Dihindari. Dalam dunia trading, ada jenis red flag trader yang harus Anda hindari. Kenali tanda-tandanya dan pelajari dari ulasan berikut.

Dalam dunia trading, seorang trader harus mengerti apa yang harus dilakukan dan dihindari. Namun, ada beberapa trader yang tidak mengerti bagaimana cara kerja trading forex sehingga mereka melakukan hal-hal yang harus dihindari. Akibatnya, mereka terperosok dalam jurang kerugian dan harus merugi banyak.

Tak jarang trader forex yang merugi karena tingkah lakunya sendiri. Agar tidak merugi, Anda bisa mengantisipasinya dengan menghindari para pedagang bendera merah di sekitar Anda.

Kisah Pedagang Bendera Merah

Melansir dari artikel Dale Woods dari situs Forex Guy, ada beberapa kisah nyata para trader bendera merah yang merugi besar akibat ulah mereka sendiri.

Mereka perlu belajar dari kesalahan mereka agar tidak mengulanginya. Selain kisah sukses, tidak ada salahnya jika Anda mengetahui kisah seorang trader yang gagal sebagai bahan introspeksi diri.

Namun demi menjaga privasi, beberapa nama trader terkemuka di artikel ini akan disamarkan, namun keseluruhan cerita benar-benar terjadi. Mari kita lihat 3 cerita pedagang bendera merah berikut ini.

Pedagang Serakah

Yang tamak adalah pengusaha yang membangun bisnisnya sendiri dari nol. Bisnisnya begitu sukses sehingga orang yang tamak itu menjadi orang kaya.

Namun, dia tetap ingin menambah pundi-pundi uangnya. Saat itulah dia belajar trading forex yang menurutnya bisa menghasilkan keuntungan “tak terbatas”.

Si Serakah sangat yakin bisa mengulang kesuksesannya melalui trading forex. Dia tidak memikirkan apa pun selain bayang-bayang keuntungan berlipat ganda, lagipula bisnisnya sudah sukses. Akhirnya, dia menginvestasikan sejumlah besar uang.

The Flexing Trader

Pedagang bendera merah ini sangat terkenal di forum perdagangan karena ketampanannya. Nyatanya, dia hanya pamer dan bertingkah seperti seorang profesional dengan teorinya yang selalu menanjak.

Dia sangat menyukai perhatian yang dia dapatkan sehingga kepalanya menjadi lebih besar. Dia juga memutuskan untuk mempromosikan dirinya sebagai penyedia sinyal terbaik.

Awalnya, dia berhasil mendapatkan banyak pengikut berkat meraih 18% dari keuntungan yang dia cetak dalam sebulan. Singkat cerita, penampilannya tidak menunjukkan perbaikan sehingga para pengikutnya mulai curiga.

Namun, dia tetap bersikeras mempertahankan strateginya untuk mempertahankan popularitasnya. Flexing man adalah scalper yang suka membuka banyak posisi dengan target kecil.

Untuk target 3-5 pips, dia pernah mempertaruhkan 20-50 pips! Ketika kerugiannya besar, dia kewalahan untuk menutupi beban yang berserakan.

Dengan panik, dia mencoba meningkatkan posisi untuk meningkatkan perdagangannya. Dia bahkan membuka 30 pesanan sekaligus. Kebangkrutannya menjadi lebih jelas di depan matanya.

Keburukan pedagang bendera merah ini akhirnya terungkap di hadapan para pengikutnya. Satu per satu akun live pengikutnya turun, tapi bukan miliknya sendiri karena dia hanya menggunakan akun demo! Para pengikut yang telah mendaftar untuk menyalin sinyal sangat marah.

FOMO Trader

Kisah pedagang bendera merah ketiga ini dimulai dengan keinginannya yang kuat untuk belajar berdagang. Dia tertarik dengan slow cooking, stand-up comedy, bermain gitar, membaca, dan berenang.

Namun, dia tidak mengerti arti kesabaran dalam trading forex. Baru mempelajari price action, FOMO bergegas menggunakannya di akun real tanpa terlebih dahulu berlatih di akun demo. Semua formasi pin bar dan candlestick dilahap.

Terperangkap dalam jurang overtrading, FOMO justru menganggapnya sebagai kemajuan. Dia bahkan sempat membuka blog pribadi tentang aktivitas perdagangannya.

Tidak butuh waktu lama, dana perdagangannya habis terjual. Akun dan blognya ditutup. Dia kemudian menghilang seolah ditelan Bumi, dan namanya tidak pernah terdengar lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *